Source of: Google
pada posting yang ini kita bakal ngebahas tentang globalisasi media dan fenomena pornografi, dan dari title ini kita agak mensangkut pautkan sama politik :P sedikit demi sedikit ajaa
Belakangan ini 'kita' beramai-ramai membicarakan RUU  pornografi, sebagian ada yang mendukung RUU itu, namun banyak pula yang  menolak. Akhirnya simpang siur itu berakhir dalam rapat paripurna DPR. secara resmi DPR mengesahkan RUU  pornografi tersebut menjadi sebuah undang-undang.
Sudah barang tentu adanya undang-undang pornografi tersebut  menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat Indonesia.ada beberapa golongan yang pro sama keputusan tersebut , mungkin karna takut di kira otaknya porno (padahal) . dan beberapa golongan ada yang  tidak setuju  atau kontra  dengan alasan yang tidak begitu jelas dan tidak rasional, ada yg alasan nya "ini kan pendidikan" #beeh. ada yang alasan nya "itu kan salah satu hiburan!" #apa-apaan?! kekeke macem-macem deh alasan nya. 
Naah.. dengan Terlepas  dari setuju atau tidak tentang pengesahan undang-undang pornografi itu,  ada fenomena yang ingin kami untas lebih dalam yaitu tentang globalisasi  media dan fenomena pornografi. (dua kali dah bilangnyaa)
Di era globalisasi ini media komunikasi dan informasi berkembang  sangat pesat, bebas tanpa batas. Layanan yang disajikanpun dapat  dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari kota-kota besar  hingga pelosok desa, nggak percaya? banyak bukti kalau kita ke daerah plosok di purwodadi nama desa nya  grobogan, banyak sekali simbah-simbah yang sudah mulai asik bermain facebook, twitter, bahkan Omegle juga.. kekeke, (saya tahu ini gara2 pernah chat sama orang lewat omegle terus ternyata itu tuh simbah2, dan simbahnya ngasih alamt fb  ama twitt dia, syetdah gaul amat nih kakek, masih seger ya mbah?) . Kemudian Saluran televisi misalnya, setiap hari menawarkan  berbagai macam program acara mulai dari hiburan, infotainment, olahraga, sinetron  dan berita-berita aktual.
Tidak jarang dari program-program tersebut berisi materi yang  mengandung unsur pornografi maupun pornoaksi, namun kita sedikit lega  setidaknya masalah tersebut bisa diantisipasi dengan adanya lembaga  sensor film. sering lihat kan sebelum mulai film pasti ada "Telah lulus Sensor" , kalo ada tulisan tersebut itu baru aman di konsumsi anak-anak, tapi lebih aman lagi apabila di tambah dengan bimbingan orang tua.
Fenomena lain yang menjadi trend dimasyarakat adalah menjamurnya  handphone, (penjelasan yang lebih detail daripada postingan ketiga) sekarang ini handphone tidak lagi menjadi barang mewah yang  hanya dimiliki oleh kalangan atas, hampir semua orang saat ini memiliki  handphone. Handphone sendiri memiliki multi fungsi, selain sebagai  sarana komunikasi juga berfungsi sebagai sarana hiburan.(tidak menyebut merk :P )
Dengan harga yang terjangkau kita bisa mendapatkan HP dengan  fasilitas kamera dan video. Dengan adanya fasilitas ini seringkali  digunakan untuk menyimpan materi-materi pornografi, seperti  gambar-gambar porno dan video mesum, bahkan tidak jarang kasus-kasus  video mesum yang beredar dimasyarakat dihasilkan dengan kamera HP, istilahnya video ilegal. #wow
Fenomena lain dari globalisasi media komunikasi dan informasi  ditandai dengan adanya  "Internet". Dengan internet kita bisa memperoleh  informasi yang sama dengan masyarakat di seluruh dunia. Dunia internet  memang sangat memanjakan, ketika kita menggunakan internet, seakan-akan  dunia sudah ada didepan mata, segala macam informasi yang ingin kita  cari bisa kita dapatkan lewat internet, berbagai macam ilmu pengetahuan,  hiburan, berita ekonomi, politik, olahraga dan jutaan informasi lainnya  semua tersedia di internet.
Sayangnya layanan internet ini bagaikan pedang bermata dua, sisi lain  menyajikan informasi yang sehat bermanfaat, namun pada sisi lainnya juga  menjadi sumber materi pornografi yang begitu bebas dan mudah diakses.  Hal ini cukup menyedihkan karena bagian dari pengguna internet adalah  para remaja yang notabenenya adalah generasi muda penerus bangsa,  merekalah harapan bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan  bangsa kedepan dan ditangan mereka masa depan sebuah bangsa.
karna ada sebuah penilitian di negri kita ini "mayoritas mereka telah mengakses  materi pornografi melalui layanan internet, bahkan lebih dari 80 % anak  berusia 9-12 tahun di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi pernah  mengakses materi pornografi, remaja usia 19-24 tahun lebih parah lagi,  97 %" (source of: Kompas 9,11,2009)
busyeet, artinya anak SD kelas 4 aja tontonannya udah naudzubillah gitu, dan lebh parah lagi remaja , karna hampir semuanya pernah mengakses situs porno. ckckck --a
Bagaimana nasib bangsa ini ke depan bila akhlak generasi mudanya  sudah merosot? 
Kita menyadari bahwa media televisi, handphone dan  internet sangat bermanfaat sebagai sarana informasi dan komunikasi dan  bahkan sudah menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi, namun  dengan maraknya pornografi yang bersumber dari media tersebut kita  patut waspada dan hati-hati. I'm suggest to all readers.
Setidaknya kita perlu pandai-pandai dalam memilah dan memilih program  yang bermanfaat, selain itu hal yang tidak kalah penting adalah dengan  mempertebal iman dan takwa. (malah khutbah jum'at) Dengan adanya iman di dalam hati, kita  merasa segala gerak-gerik selalu diawasi Allah SWT, setidaknya hal itu  dapat mengontrol kita agar bisa menggunakan media dengan baik dan  bijaksana, sehingga kita dapat memperoleh banyak manfaat dari  media-media tersebut. Allahumma Amiin :D
 SALAM PRAMUKA! #hlo?!
Grandis&Aflah












0 komentar:
Posting Komentar
jangan lupa di komentar nya ya gan? :D